Istana Negara Sebagai Pusat Politik Kebudayaan

  • Penulis : Prof. (Emeritus) Dr. Tulus Warsito, M.Si.
  • ISBN : Sedang dalam pengurusan
  • Tahun Terbit : 2025
  • Jumlah Halaman : 210
  • Sinopsis :
    Sebutan “istana” selalu membawa imajinasi setiap orang pada sosok bangunan yang megah, mewah, indah dan bertuah. Sebagai pusat pemerintahan, istana bagaikan jantung gaya hidup negeri yang bersangkutan, dimana irama detak kehidupan masyarakatnya diatur, dipantau dan ditentukan  arah tujuannya dari dalam bangunan ini.
    Monograph singkat ini ingin menjelajah beberapa pertanyaan berikut ini: Mengapa istana selalu tampil indah dan menawan? Mengapa sering terdengar cerita mistis di sejumlah istana? Mengapa istana selalu dijaga keamanannya secara ketat?
    Tentu tidak semua istana dibahas di monograph yang singkat ini, melainkan hanya yang dianggap paling popular, paling “dekat” dengan kehidupan kita, dan yang paling unik saja. Dimensi teknis menjadi bagian awal untuk memahami bahwa: betapa tidak sederhana bagi siapapun mendirikan istana. Raja, keluarga raja, atau siapapun orang dan kelompok orang yang ingin membangun istana dapat dipastikan bahwa mereka bukan dating dari golongan miskin. Luas tanah yang diperlukan maupun luas bangunannya dipastikan tidak sama dengan rumah tinggal biasa. Lokasi tahannya pasti sudah diperhitungkan baik  buruk ekonomi maupun filosofinya. Desain tata-ruang sangat boleh jadi melibatkan perdebatan yang tidak sederhana sebelum desain final benar-benar menjadi acuan pembangunannya.
    Itulah sebabnya, pada saatnya bangunan istimewa di lokasi yang memang diistimewakan itu menjadi berpengaruh bagi gaya hidup masyarakatnya. Baik yang suka kepada raja maupun yang membencinya, istana selalu menjadi acuan sikap untuk memperjuangkan kehidupan masyarakat.