Sinopsis : Buku Pelayanan Remaja yang Kreatif oleh I Gede Supradnyana membahas pendekatan inovatif dalam mendampingi dan membina remaja dalam konteks pelayanan gereja. Dengan latar belakang perubahan sosial, teknologi, dan psikologi remaja masa kini, buku ini menekankan perlunya metode yang dinamis dan relevan agar pelayanan tidak menjadi stagnan atau kehilangan daya tarik bagi generasi muda. Bagian awal buku mengulas karakteristik perkembangan remaja dari berbagai perspektif, termasuk kognitif, psikososial, dan iman. Jean Piaget menjelaskan bahwa remaja berada dalam tahap berpikir formal-operasional, di mana mereka mampu berpikir abstrak dan kritis. Sementara itu, teori psikososial Erik Erikson menyoroti tantangan remaja dalam menemukan identitas diri. Selain itu, buku ini juga menekankan perkembangan iman remaja sebagai bagian dari perjalanan spiritual mereka. Buku ini kemudian mengeksplorasi tantangan pelayanan remaja di era digital, di mana Generasi Z dan Generasi Alfa tumbuh dalam lingkungan teknologi yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka memiliki akses luas terhadap informasi, tetapi juga rentan terhadap tekanan sosial, kecanduan media digital, dan krisis identitas. Gereja perlu memahami dinamika ini agar dapat merancang pelayanan yang kontekstual dan efektif. Salah satu bagian utama buku ini adalah tentang perancangan program pelayanan remaja. Penulis menekankan bahwa pelayanan bukan hanya tentang menyusun program yang menarik, tetapi lebih pada membangun komunitas yang hidup dan relevan. Prinsip pelayanan yang efektif mencakup perencanaan yang peka terhadap kebutuhan remaja, fleksibilitas dalam pendekatan, serta keterbukaan terhadap inovasi. Model-model pelayanan kreatif yang diusulkan meliputi latihan kepemimpinan, aktivitas berbasis seni seperti kolase dan drama, penggunaan media digital untuk komunikasi dan pengajaran, serta metode pembelajaran partisipatif seperti diskusi dan curah pendapat. Buku ini juga menyoroti pentingnya retret remaja sebagai sarana untuk refleksi diri dan penguatan iman. Buku ini mengajukan pendekatan holistik dalam pelayanan remaja, di mana para pembina tidak hanya menjadi penyelenggara program, tetapi juga mentor yang mendampingi perjalanan spiritual dan sosial remaja. Dengan pendekatan yang lebih personal dan kontekstual, gereja dapat menjadi tempat yang relevan dan bermakna bagi generasi muda. Pada akhirnya, Pelayanan Remaja yang Kreatif mengajak para pembina dan pemimpin gereja untuk berpikir lebih luas dan inovatif dalam mendampingi remaja. Dengan mengintegrasikan pemahaman psikologi perkembangan, pemanfaatan teknologi digital, dan metode pelayanan yang interaktif, pelayanan remaja dapat menjadi lebih efektif dalam membentuk generasi muda yang beriman, mandiri, dan berkontribusi bagi komunitas mereka.